Tampilkan postingan dengan label wiwik suryanti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wiwik suryanti. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Mei 2015

Permasalahan Ergonomi di Terminal Ubung



Terminal Ubung
Di era globalisasi seperti sekarang dimana tingkat mobilitas manusia sangat tinggi baik itu untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup  atau pun berkunjung ke tempat lain yang jauh untuk sekadar berkunjung ke rumah saudara yang tidak dapat dijangkau dengan berjalan kaki sehingga mereka membutuhkan sebuah kendaraan yang dapat membantu memperlancar aktivitas. Transportasi memiliki posisi penting dalam pembangunan nasional. Terminal merupakan salah satu upaya untuk mengintergrasikan berbagai fasilitas kendaraan umum yang dapat digunakan oleh masyarakat. Selain menghimpun berbagai fasilitas kendaraan umum, terminal ini juga menjadi tempat usaha yaitu penjual makanan dan minuman, penjual souvenir, dan pedagang asongan lainnya.
Pada dasarnya dalam suatu terminal ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu penumpang, kendaraan, dan pengelola terminal. Terminal ubung merupakan salah satu sarana infrastruktur ­yang menjadi salah satu pemecahan masalah terhadap masalah transportasi angkutan darat dalam rangka pengaturan. Terminal ini merupakan terminal yang paling besar di Bali karena sebagai satu-satunya terminal bus antar kota dan antar provinsi.
Berbagai fasilitas pendukung juga telah disediakan oleh pihak pengelola terminal untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang, misalnya tempat tunggu, WC, kantin atau rumah makan, jasa penitipan barang, layanan lost and found, tempat pembelian tiket. Aspek kenyamanan terhadap kendaraan umum, fasilitas pendukung, dan sarana prasarana lainnya yang ada di terminal menjadi faktor utama yang mempengaruhi ketertarikan masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum sebagai salah satu alat transportasi.
Integrasi berbagai fasilitas yang diberikan ini juga sering menimbulkan permasalahan khususnya dibidang ergonomi. Hal ini meliputi desain tempat duduk, fasilitas WC, jasa penitipan barang, tempat pembelian tiket, ruang tunggu, fasilitas telepon umum, dan fasilitas lainnya termasuk display. Permasalahan ini berkaitan dengan timbulnya rasa tidak nyaman jika terjadi kekeliruan pengelolaan fasilitas.
Identifikasi Aspek Ergonomi di Terminal
Adapun Sistem Operasional Pelayanan di terminal Ubung untuk melayani keberangkatan luar kota, yaitu dimulai dari penumpang datang, kemudian membeli tiket di loket sesuai dengan tujuan masing-masing , kemudian penumpang masuk ke ruang tunggu dan setelah bus datang dilanjutkan dengan pemeriksaan tiket. Bus yang mencari penumpang di Ubung diperiksa kelengkapan administrasinya sebelum berangkat untuk menjamin kelayakan bus yang digunakan karena menyangkut juga kenyamanan dari penumpang selama berada di perjalanan. Sedangkan untuk melayani keberangkatan di wilayah Bali terdapat juga tempat angkutan umum berhenti sementara didalam terminal untuk menunggu penumpang. Sistem Operasional di Terminal Ubung melayani keberangkatan selama 24 jam dimana pegawai yang bertugas dibagi ke dalam 3 shift kerja yang masing-masing pekerja bekerja selama 8 jam/hari. Jumlah pekerja yang ada dimiliki oleh Unit Pelaksana Terminal Penumpang Dinas Perhubungan Kota Denpasar sebanyak 23 orang. Dinas Perhubungan Kota Denpasar yang berkantor di terminal Ubung ini membawahi lima terminal yaitu, Terminal Ubung, Terminal Kereneng,Terminal Wangaya, Terminal tegal , dan Terminal Gunung Agung. Sedangkan untuk bagian administrasi di Kantor terminal Ubung hanya melakukan pelayanan dari pukul 07.30-16.00 Wita.
Fasilitas Terminal dan Aspek Ergonominya
Adapun fasilitas-fasilitas yang tedapat di Terminal Ubung, yaitu:
  • Jalan
    Jalan di terminal ubung semuanya di aspal. Secara umum banyak jalan di terminal yang kurang layak, seperti pada pintu masuk yang sudah berlubang dan ditumpuk oleh pasir, tempat parkir pangkalan yang dipenuhi oli dengan garis batas parkir yang kurang jelas. Di jalan juga terdapat cukup banyak sampah bahkan ada bagian jalan yang berbau pesing akibat buangan dari bus yang memiliki fasilitas toilet
  • Pintu Masuk dan Keluar
    Pintu masuk terminal terletak di sebelah selatan dimana nantinya jalan di pintu masuk ini bercabang, satu pintu masuk ke area pangkalan bus, dan satunya lagi jalan lusus yang mengarah ke parkir mobil dan motor bagi calon penumpang maupun bagi yang menjeput dimana perkir tersebut terletak di sebelah barat. Pintu masuk menuju pangkalan terminal sebagian sudah rusak hanya sekitar 1/3 bagian jalan yang dapat dilewati dan sisanya berlubang dan ditumpuk dengan pasir
    Pintu keluar terminal ada 2, pintu keluar untuk angkutan umum dan pintu keluar untuk mobil pribadi milik calon penumpang. Pintu keluar angkutan umum terletak di sebelah timur yang langsung menuju Jalan Cokroaminoto dan pintu keluar kendaraan pribadi yang menuju Jalan Gatot Subroto timur. Pintu keluar untuk kendaraan pribadi ini harus melalui perumahan penduduk dan jalannya sempit sehingga menyulitkan mobil-mobil ukuran keluarga untuk melaluinya.
  • Loket
    Loket di Terminal Ubung sebanyak 14 buah terletak saling berdampingan antar loket yang satu dengan loket yang lainnya agar memudahkan para penumpang mencari tempat pembelian tiket sebelum  berangkat. Namun loket yang disediakan di terminal Ubung tidak nyaman bagi penjaga loketnya karena ukuran loket yang kecil, yaitu 1 x 1,5 meter. Rasa ketidaknyamanan yang diterima oleh penjaga loket dapat terjadi karena posisi duduk penjaga loket yang tidak berubah dimana dapat menyebabkan nyeri/keram bagian pinggang, punggung dan kaki. Apalagi waktu pelayanan loket yang lama dimana rata-rata pelayanan loket dimulai pukul 8 sampai jan 6 sore. Jika dilihat dari segi penumpang, loket juga terbilang kurang nyaman karena di depan loket tidak terdapat pembatas untuk pembelian tiket dan loket langsung menghadap ke jalan sehingga berbahaya bagi penumpang jika antrean sampai meluber.
  • Ruang Tunggu
    Ruang tunggu bagi penumpang di Terminal Ubung sudah dilengkapi dengan 8 pasang kursi kayu panjang dan 12 jejer kursi plastik, 1 buah TV 14”, dan juga 20 buah papan petunjuk yang menandai tujuan keberangkatan dan jam keberangkatan bus. Namun tidak semua kursi yang disediakan masih dalam kondisi yang bagus atau terawat. Apabila ruang tunggu melebihi dari kapasitas yang disediakan maka akan membuat penumpang tidak mendapatkan tempat duduk dan hal tersebut akan mempengaruhi ketidaknyamanan penumpang.
    Papan petunjuk di ruang tunggu sangat membantu penumpang karena akan memudahkan penumpang untuk mencari bus yang akan mereka tumpangi dimana masing-masing papan petunjuk itu menjelaskan jadwal keberangkatan, baik itu tujuan maupun jam keberangkatan. Papan petunjuk yang ada di ruang tunggu masing-masing terdiri dari 3 tujuan keberangkatan.
    Televisi yang disediakan pihak terminal terbilang kecil karena hanya calon penumpang yang duduk di kursi plastik saya yang masih dapat menyaksikan dengan jelas gambar pada televisi sedangkan penumpang yang duduk di kursi kayu tidak dapat melihat gambar di televisi dengan jelas karena posisi kursi yang jauh di belakang dan posisinya yang tidak berhadap-hadapan dengan televisi.
    Kami melihat bahwa desain kursi kayu di ruang tunggu kurang tepat karena pada bagian punggungnya terdapat celah yang memungkinkan terjadinya pencopetan apalagi posisi kursi yang saling membelakangi menyulitkan pengawasan terhadap barang bawaan penumpang. Kami rekomedasikan agar kursi kayu yang digunakan tidak memiliki celah pada bagian punggungnya untuk meminimalkan risiko terjadinya pencopetan.
  • Telepon Umum
    Di areal terminal Ubung terdapat 3 telepon umum untuk panggilan lokal, 2 telepon di belakang loket dan 1 di dekat toilet utara. Telepon ini menggunakan uang koin sebagai alat pembayaran. Dari semua telepon umum, 1 telepon rusak yaitu telepon umum yang berada di belakang loket
  • Fasilitas Kantin atau Tempat Makan
    Di Terminal Ubung, fasilitas kantin secara khusus tidak disediakan tetapi di sekitar terminal khususnya di bagian pinggir terminal sudah terdapat pedagang-pedagang berjejeran baik itu pedagang/warung  makanan, minuman, makanan ringan, souvenir. Pedagang –pedagang ini menyewa tempat di sana tetapi penjaminan kualitas dan hygiene makanan tidak dapat dikontrol karena tidak ada sistem penjaminan kualitas dan hygiene khusus.
  • Toilet
    Terdapat 4 toilet umum di terminal ubung, yang terletak di sebelah timur di Kantor Dishub, di utara, dan 2 di pojok terminal. Salah satu toilet yaitu toilet yang terletak di sebelah utara memiliki fasilitas penitipan barang. Toilet yang diobservasi adalah toilet di sebelah utara dimana toilet ini satu-satunya yang memiliki fasilitas loker atau penitipan barang. Dilihat dari segi ergonomi banyak desain toilet yang kurang sesuai seperti letak bak air yang jauh dari dudukan kloset, ada juga dudukan kloset yang menghadap ke tembok. Selain itu toilet juga terlihat kurang bersih dan berbau pesing.
  • Keamanan
    Dilihat dari aspek keamanan di Terminal Ubung membuat penumpang merasa tidak nyaman karena para sopir angkutan umum maupun bus yang sangat agresif mendatangi penumpang untuk masuk ke dalam angkutan umum mereka dan para kuli yang menyediakan jasa pengangkutan barang juga bersikap seperti itu sehingga membuat penumpang sangat waspada terhadap barang-barang yang mereka bawa agar tidak mengalami kehilangan barang maupun pencopetan.
  • Pos Dishub
    Di Terminal Ubung juga terdapat pos-pos dinas perhubungan di setiap sudutnya yang diharapkan akan membantu penumpang apabila mengalami kendala dalam hal mendapatkan informasi mengenai sistem keberangkatan. Namun kenyataannya, pos-pos dinas perhubungan yang ada disetiap sudut Terminal Ubung tidak berfungsi dengan baik karena tidak ada petugas yang berjaga di setiap pos setiap waktu.
SOP di Terminal Ubung Bali
Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang sangat amat begitu terkenal di negeri kita Indonesia, bahkan juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dsb. Karena sudah menjadi bagian dari budaya dan hidup masyarakat Indonesia maka sudah pasti desainnya harus baik dan ergonomis karena benda ini merupakan alat transportasi utama dan transportasi merupakan hal yang sangat riskan terhadap kecelakaan sehingga transportasi merupakan salah satu bidang yang sangat concern terhadap keselamatan, keselamatan yang dimaksud tidak hanya keselamatan di jalan tapi juga keselamatan kerja karena alat transportasi ini banyak digunakan bagi masyarakat untuk berangkat dan pulang kerja. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dinyatakan bahwa kecelakaan kerja tidak hanya terjadi di tempat kerja, tetapi juga saat pekerja tersebut berangkat atau pulang kerja.

Ergonomi / Riding Possition

Saat mengetes kendaraan roda dua, hal pertama yang dirasakan adalah ergonomi. Concern ergonomi dalam desain sepeda motor adalah bagaimana posisi manusia / rider dalam mengendarai sepeda motor tersebut (riding position). Karena itu ergonomi sepeda motor dibangun oleh 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi yakni handlebar, seat, dan bagaimana tumpuan kaki. Karena di Indonesia, sepeda motor juga digunakan sebagai alat transportasi penglaju / komuter maka ada salah satu merek sepeda motor yang menamainya ergonomi komuter.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirzG_uFoOmsVg8M7h4x8VsiRLRIyFv5vJiXsJnzxknkoAI2t5Q8nELgleLBi1EsZgyUrjmaYc_asY9crUAz8Xy8RgEu3LKbwhFattXG2V-HAsjrT1aBE59x-daQNOTtL9SaGSEOrZbPGQ/s200/motor+nc1101.jpg

Desain sepeda motor juga harus memperhatikan apakah akan digunakan untuk transportasi jarak pendek, menengah / komuter / mid-distance, atau untuk jarak jauh. Salah satu dimensi antropometri yang harus diperhatikan adalah agar lutut untuk rider (ukuran orang Indonesia) tidak mentok dek. Selain itu juga harus memperhatikan lebar jok karena biasanya bagian dalam sepeda motor dipapas cekung untuk memperluas bagasi helm dsb.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgedOga6fcjkZ0boHlJxo2V6flVG_8Yi2Yc-uqYtfZceLi98NFpkUDuEO6se3yqEB3iChB4N5eInhgV2LvGrmcPLyRdVF4stvUU5XvLJWfim-RuKwvmsD5CpZSJ5HtyhJ7H4rmFAJvUpaw/s200/motor+ergonomi.jpg

Salah satu pertanda desain sepeda motor yang tidak ergonomis adalah rider merasa merasa pegal di pinggang setelah menggunakannya. Karena itu para rider hendaknya juga memahami kebutuhannya apakah dalam kesehariannya akan digunakan untuk jarak pendek saja, menengah, atau jarak jauh, jika jarak jauh tentu pilihannya bukan jatuh pada sepeda motor skutik, dijamin pegel pinggangnya.

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi pada Bidang Farmasi



BAB I
PENDAHULUAN

    Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi kesehatan dalam mengolah data dengan hadirnya teknologi informasi (IT). Instansi kesehatan menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi. Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software-software pendukung, khususnya di bidang informasi.
Meskipun dunia kesehatan dan medis merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing sistem. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi baik dalam sektor organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.

  • TUJUAN
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa pesatkah kemajuan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran





BAB.II
PEMBAHASAN


  • Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Farmasi
Sebelum membahas konsep sistem informasi farmasi lebih lanjut, berikut ini akan diberikan definisi ringkas dan formal dari data, informasi, sistem, manajemen, sistem informasi, dan sistem informasi manajemen.
1. Data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna.
3. Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama organisasi/institusi. Karakteristik sistem, memiliki komponen yaitu:
a)  batas sistem (boundary)
b) lingkungan luarsistem (environment)
c)  penghubung sistem (interface)
d)  masukan sistem (input)
e)  keluaran sistem (output)
f)  pengolah sistem (process)
g) sasaran sistem
Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer dan personel pengoperasian.
4. Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block). Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

  • Sistem Informasi
  1. Komponen input : mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi serta termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.b. Komponen model : terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen output : hasil dari sistem informasi yaitu keluaran yang berupa informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen teknologi : “tool box” dalam sistem informasi, yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,  menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware : sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
f.  Komponen software : sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.  Dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer, menghubungkan media input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer.
g. Komponen basis data : kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut Database Management System (DBMS).
h. Komponen kontrol : untuk mencegah kerusakan sistem informasi. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk membangun sebuah sistem informasi berbasis komputer, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan sebuah sistem informasi.
  • INFORMATIKA FARMASI
Informatika Farmasi merupakan bidang yang relatif baru, Informatika farmasi disebut juga sebagai farmako-informatika. Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan  termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait  pengobatan dan kesembuhan pasien.
Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien ‘terbaik di pikiran, informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya.
  • MANFAAT INFORMATIKA FARMASI
Manfaat informatika farmasi antara lain:
1.   Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem dan manajemen database yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia tepat waktu.
2.  Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, serta pasien.
3.  Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep diisi/ditulis,
4.  Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.
5.  Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke praktek dokter. Hal ini, dikombinasikan dengan biaya yang rendah karena berkurangnya kunjungan ke dokter, penggunaan obat generik, sehingga sangat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien.
  • SISTEM INFORMASI FARMASI
Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien Sistem Informasi Farmasi dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek.
a)  Sistem Informasi Instalasi Farmasi
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium.
Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi tentang input data barang, transaksi/distribusi barang-barang kebutuhan di instalasi farmasi sampai dengan pembuatan laporan. Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi farmasi antara lain:
1.   Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi, kelompok, sediaan dll)
2.  Input data barang farmasi
3.  Transaksi-transaksi barang :
– Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi farmasi
– Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah sakit
– Return permintaan barang
– Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase
– Order pembelian barang ke supplier (SOP)
– Penerimaan barang dari order pembelian
– Retur pembelian barang
– Bonus pembelian
– Koreksi stok dan pemakaian barang
4.  Laporan-laporan :
– Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik
– Laporan pembelian & penerimaan barang gudang
– Laporan stok per-pelayanan kesehatan di RS
– Laporan stok instalasi farmasi
– Kartu persediaan.
b)  Sistem Informasi Apotek
Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari proses manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan yang dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada di dalam sistem informasi apotek antara lain:
a) Penjualan obat ke pasien (Rawat jalan, Rawat Inap, UGD)
b) Retur penjualan obat
c) Print nota penjualan obat
d) Laporan penjualan harian
e) Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan
f) Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan
g) Laporan penjualan resep per dokter
h) Laporan penjualan berdasarkan supplier
i)  Laporan obat Slow Moving
j)  Laporan obat Expired Date (ED)
k) Laporan penjualan  VV obat narkotika & psikotropika
l)  Laporananalisis
m) Grafik penjualan
Teknologi jaringan internet sangat bermanfaat bagi instalasi farmasi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanannya terhadap pasien. Informasi tentang rumah sakit lain diseluruh dunia dapat diketahui secara mudah, cepat dan akurat dengan mengakses web site yang terkait dengan informasi yang dikehendaki. Kegiatan PIO (Pusat Informasi Obat) juga sangat terbantu dengan adanya homepage tertentu yang menyediakan informasi pemakaian, interaksi dan segala aspek yang terkait dengan obat maupun permasalahan yang terkait dengan proses terapi, gizi dan
masalah kesehatan lain. Homepage-homepage tersebut sebagian menyediakan informasi secara gratis dan sebagian lagi memberikan layanan dengan imbalan sejumlah fee tertentu.
Kegiatan penelitian dan penelusuran pustaka yang terkait dengan obat dan terapi juga sangat terbantu mengingat dimungkinkannnya orang mengakses suatu perpustakaan tertentu dengan teknik telnet atau http (hypertext transfer protocol) atau ftp (file transfer protocol). Kepala instalasi juga dapat berlangganan majalah atau jurnal yang terkait dengan obat dan terapi sehingga memudahkan penelusuran informasi yang akan meningkatkan kinerja seluruh karyawan di instalasi tersebut. Pengiriman surat yang selain memboroskan kertas, tinta dan waktu dapat dihindari dengan tersedianya surat elektronik (e-mail) yang memudahkan pengiriman pesan dan informasi kepada teman sejawat, atasan ataupun bawahan yang terkait dengan struktur organisasi dalam rumah sakit tersebut maupun dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia. Fasilitas mailing list juga memungkinkan farmasis untuk berdikusi tentang obat-obatan dan kesehatan. Dengan bergabug pada suatu mailing list yang terkait dengan pokok pembicaraan tertentu seorang farmasis dapat mengemukakan curah pendapatnya dan berdiskusi dengan ahli kesehatan lain di seluruh dunia yang tergabung pada mailing list tersebut. Salah satu mailing list yang berkecimpung di dunia kesehatan adalah HEALTH-L yang beralamat : HEALTHL@IRLEARN.UCD.IE yaitu suatu mailing list yang mendiskusikan masalah riset-riset kesehatan internasional. Promosi terhadap pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi maupun rumah sakit tersebut secara keseluruhan dapat diinformasikan dan dipromosikan melalui homepage yang didesain untuk rumah sakit tersebut. Mengingat homepage tersebut dapat dikunjungi oleh setiap orang di seluruh penjuru dunia, maka akan menjadi sarana promosi yang sangat efektif bagi rumah sakit tersebut.
Keberadaan search engine (mesin pencari) semacam :
• altavista
• lycos
• webcrawler
• infoseek
• yahoo
• hotbot
akan sangat membantu farmasis dalam mencari informasi yang terkait dengan masalah kesehatan tersebut. Selain digunakan sebagai mesin pencari, search engine-search engine tersebut juga menyediakan fasilitas browsing yang akan menuntun para farmasis dalam mencari informasi dari yang sifatnya umum menjadi semakin khusus sampai didapatkan informasi yang diinginkan
  • Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Kedokteran
a. Sentuhan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Dokter
Dengan semakin meluasnya penggunaan komputer di masyarakat, termasuk di lingkungan kedokteran, menjadi penting untuk mempertanyakan bagaimana pendidikan kedokteran mengantisipasi hal tersebut. Interes terhadap komputing semakin kuat seiring dengan pertumbuhan internet yang eksplosif, terus meningkatnya perhatian media massa, dan pengakuan atas potensi jaringan global untuk membawa informasi kesehatan bagi kepentingan pasien maupun profesional
kesehatan.
Beberapa tahun belakang ini, berbagai aplikasi komputer banyak dikenalkan dalam pendidikan kedokteran, terutama computer assisted instruction (CAI), sebagai pendukung pendidikan. Ini dilakukan karena kemampuannya menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam mengenai materi kedokteran dan dapat memberikan alternatif metode, dari paparan materi, drill, hingga kuis secara multimedia. Jauh sebelum itu, aplikasi statistika juga sudah dikenalkan dalam pendidikan kedokteran, meski statistika hanyalah salah satu bagian dari informatika.
Informatika (mengkaji informasi dan pemanfaatan teknologi informasi) di kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran.
Pendidikan dokter masa kini akan melahirkan dokter masa depan yang lingkungan kerjanya tidak akan lepas dari aplikasi teknologi informasi1. Salah satu program Nusantara 21 yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menyediakan akses infomasi global hingga ke pelosok-pelosok ditujukan bagi sektor kesehatan, seperti telemedik (telemedicine). PT Askes juga sedang mengadakan riset mengenai pemanfaatan kartu askes yang dapat digunakan sebagai smart card yang juga berfungsi untuk menyimpan data pasien. Beberapa rumah sakit sekarang sudah menggunakan komputer sebagai pendukung administratif keuangan, meskipun belum ada yang menggunakannya sebagai bagian dari sistem pendukung pengambilan keputusan medik. Di sisi lain, berbagai mailing list dan situs web yang berkaitan dengan kesehatan (baik nasional maupun internasional) sudah tersedia di internet. Keadaan ini mempermudah kalangan profesional kesehatan maupun
masyarakat awam untuk keep update dengan informasi dan pengetahuan kesehatan terbaru. Informatika kedokteran perlu mendapatkan perhatian lebih dalam di era informasi global saat ini. Coiera mengatakan bahwa bila pada abad yang lalu jantung pendidikan kedokteran adalah anatomi, maka di abad sekarang jantung pelayanan kesehatan adalah informatika kedokteran. Bila informatika kedokteran sudah mendapat perhatian begitu luas, bagaimana pendidikan kedokteran mengantisipasinya? Apakah pendidikan dokter kita sekarang sudah mencukupi untuk melahirkan dokter yang mempunyai sikap dan ekspektansi yang positif terhadap perkembangan teknologi informasi? Bagaimana fakultas kedokteran mengadopsi informatika kedokteran sehingga dapat membawa manfaat bagi stakeholder-nya?
b. Lingkup Informatika Kedokteran
Disiplin yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di
lingkungan kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran (medical informatics)9. Dalam pengertian yang lebih rinci, Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut:
“Disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara optimal untuk tujuan problem solving dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi moderen, yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran secara esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper-based methods) dan keyakinan bahwa proses pengambilan keputusan sangat penting bagi kedokteran moderen sebagaimana pengumpulan fakta yang akan menjadi dasar keputusan klinik atau perencanaan riset itu sendiri”10. Sedangkan Haux lebih menyukai istilah systematic processing of information in medicine untuk menyebut informatika kedokteran.
Lingkup kajian informatika kedokteran meliputi teori dan terapan4. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu tersendiri. Walaupun demikian, posisinya di kedokteran sebenarnya berada di persilangan antara berbagai disiplin ilmu dasar dan terapan di kedokteran serta disiplin di luar kedokteran, seperti ilmu informasi, komputer, statistika, dan psikologi. Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan, termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi berbasis internet2.
Perkembangan di Berbagai Negara diakui, hingga saat ini pusat perkembangan informatika kedokteran berada di Amerika Serikat. Dengan dukungan National Library of Medicine (NLM) yang memberikan grant bagi institusi untuk mengembangkan program pendidikan serta riset informatika kedokteran, disiplin baru di kedokteran tersebut berkembang dengan pesat di AS. Kini, puluhan program S2 informatika kedokteran diselenggarakan di AS6,7. Selain di AS, program graduate informatika juga dikembangkan di negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman, Perancis, dan Swedia.
Sementara itu, pendidikan kedokteran di AS sudah melibatkan peran komputer dalam kurikulum standar mereka dan banyak yang sudah menegaskan bahwa seluruh mahasiswa kedokteran harus “computer literate”. Pengertian “computer literate” secara umum adalah familiar dengan program komputer dasar seperti pengolahan kata, basis data, electronic mail, dan penelusuran bibliografi secara elektronik. Sebenarnya, fokus utama informatika kedokteran bukan pada “computer literate” itu sendiri, namun seperti yang tersirat dalam pengertian di atas, informatika kedokteran diharapkan dapat memberikan panduan sikap dan ekspektansi para klinisi terhadap potensialitas dan perkembangan teknologi informasi bagi kepentingan kedokteran. Di wilayah Asia Pasifik, baru Australia, Jepang, dan Korea yang sudah memasukkan informatika kedokteran dalam kurikulum pendidikan dokter. Namun, di wilayah lain seperti Eropa, sama sepert AS, informatika kedokteran sudah menjadi bagian dalam kurikulum pendidikan dokter dengan berbagai variasi. Di Jepang, informatika kedokteran sudah menjadi bagian dari departemen klinik, karena peranannya yang besar sebagai decision support system untuk pengambilan keputusan medik serta sistem informasi rumah sakit. Sementara, di Bosnia Herzegovina, informatika kedokteran masuk ke dalam bagian non-klinik atau public health. Ada kecenderungan bahwa semakin maju perkembangan dan riset informatika kedokteran, posisinya di lingkungan klinik akan semakin diterima.
Secara organisasional, International Medical Informatics Association (IMIA) dengan berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an. Tidak kurang dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah diselenggarakan, dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di wilayah Asia Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for Medical Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Australia, dan Sri Lanka.
c. Informatika Kedokteran di Indonesia
Di Indonesia, aplikasi informatika kedokteran memang belum banyak terasa, meskipun IHIA (Indonesian Health Informatics Association) sudah terbentuk semenjak 1994. Meskipun demikian, kehadiran komputer di rumah sakit sudah mulai banyak diaplikasikan meski masih sebatas sebagai
pendukung sistem administrasi finansial, belum sampai kepada sistem pendukung pengambilan keputusan medik. Demikian juga beberapa rumah sakit dengan dukungan jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi, juga sudah mencoba aplikasi telemedik (telemedicine). Pendidikan pasca sarjana yang dekat kaitannya dengan informatika kedokteran, yaitu biomedical engineering juga sudah diselenggarakan di ITB. Sedang pendidikan S2 informatika kesehatan telah dikembangkan di UI di bawah pengelolaan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, program pendidikan untuk ahli madya di bidang informatika kedokteran juga sudah diselenggarakan oleh UI. Sementara, UGM mulai tahun ini membuka program D3 rekam medis dan sistem informasi kesehatan.
Meskipun KIPDI II tidak menyebutkan secara jelas mengenai informatika kedokteran, beberapa universitas sebenarnya telah menerapkan meski kebanyakan dalam konteks aplikasi komputer. UNAIR, misalnya, mulai mengenalkan aplikasi komputer kepada mahasiswa kedokteran sejak dua tahun yang lalu.
UGM mulai 1997 sudah mengenalkan aplikasi komputer sebagai pendukung kuliah metodologi penelitian. Survei sebelum kegiatan terhadap 154 mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang mengikuti mata kuliah metodologi penelitian menunjukkan bahwa 91 mahasiswa (60%) belum pernah menggunakan komputer sama sekali, 46 mahasiswa (30%) pernah menggunakan, sedang sisanya 15 orang (10%) familiar dengan aplikasi komputer. Tidak satu pun dari mereka yang pernah memanfaatkan aplikasi internet. Akan tetapi, sampai sekarang di UGM justru tidak mempunyai mata kuliah Informatika Kedokteran. Padahal, IMIA (International Medical Informatics Association) merekomendasikan pendidikan informatika kesehatan dan kedokteran bagi pendidikan kedokteran. Dalam rekomendasinya, IMIA mengharapkan informatika kedokteran menjadi salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum kedokteran. Namun, dalam beberapa tahun ke depan diharapkan mahasiswa FK memiliki keterampilan komputer dasar dan ketrampilan mengelola informasi. Buta komputer dan informasi dapat diberantas di lingkungan pendidikan kedokteran bila fakultas-fakultas kedokteran membuka selektif bagi program aplikasi komputer dasar tersebut. Bila mata kuliah khusus mengenai informatika kedokteran belum ada, secara parsial informatika kedokteran dapat dikenalkan kepada mahasiswa kedokteran melalui berbagai cara seperti di bawah ini:
Sistem informasi kesehatan dan rumah sakit dikenalkan pada kuliah mata kuliah IKM (yang membahas manajemen kesehatan)
Pemanfaatan Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai pendukung pendidikan, terutama untuk mengenalkan image-image kedokteran, seperti anatomi, histologi, parasitologi, patologi anatomi maupun radiologi.
Mata kuliah statistika, meski dalam lingkup kecil mengenalkan berbagai teori probabilitas, termasuk aplikasi komputernya.
Mata kuliah metodologi penelitian: mahasiswa dikenalkan perangkat teknologi informasi untuk penelusuran sumber infomasi, penyusunan proposal, menganalisis data, serta menampilkan dan mempresentasikan data serta hasil penelitian.
Proses pembuatan karya tulis ilmiah atau laporan penelitian.
Pengenalan teknologi komunikasi internet sebagai media komunikasi dan penelusuran sumber informasi.
Berbagai implementasi informatika kedokteran ke dalam beberapa mata kuliah secara terpisah sebenarnya kehilangan esensi dasar, yaitu memberikan panduan kepada mahasiswa mengenai sikap dan ekspektansi terhadap teknologi informasi serta komunikasi untuk menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. Namun, kalaupun pelaksanaannya baru terbatas, yang penting adalah bagaimana mengenalkan mahasiswa bahwa aplikasi komputer bukan sesuatu yang asing bagi
mahasiswa kedokteran. Tabel di bawah ini menyajikan silabus kuliah informatika kedokteran di
beberapa institusi di dunia.
• Informatika keperawatan
• Informasi kesehatan dan teknologi komunikasi untuk konsumer
• Privasi, kerahasiaan dan keamanan dalam informatika kesehatan
Sekilas kita melihat bahwa menerapkan secara mentah-mentah apa yang telah dikembangkan di luar akan menjadi barang asing yang mungkin belum tentu membawa manfaat dan nilai tambah bagi pendidikan kedokteran. Tugas kita adalah menentukan muatan lokal materi yang perlu diberikan kepada mahasiswa berbasiskan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan fakultas kedokteran.
d. Sistem Pendukung
Sistem pendukung yang penting bagi pengenalan informatika kedokteran adalah perpustakaan dan laboratorium komputer. Perpustakaan masa kini dapat dikatakan tidak memadai apabila tidak menyediakan akses informasi secara elektronik, baik CD ROM maupun internet. Melalui CD ROM
maupun internet, mahasiswa dapat mengakses database penelitian kedokteran terkemuka, yaitu MEDLINE yang memuat tidak kurang 8 juta sitasi penelitian biomedik di seluruh dunia semenjak 1996 hingga sekarang.
Komunikasi dengan sumber informasi luar pun akan lebih mudah bila menggunakan e-mail. Saat ini, diperkirakan 42% dokter di AS mempunyai alamat e-mail, sedangkan di Inggris kurang lebih 12,5%. Proporsi tersebut lebih besar lagi di universitas dan lembaga-lembaga pendidikan. Melalui web, mahasiswa akan dikenalkan dengan melimpahruahnya informasi kesehatan dan kedokteran, dari buku teks, database penelitian, multimedia, maupun kuis-kuis pendidikan.
Ketersediaan laboratorium komputer, lebih bagus lagi dilengkapi dengan multimedia, akan membuka cakrawala baru bagi mahasiswa kedokteran terhadap luasnya aplikasi dan besarnya potensialitas komputer dalam pelayanan kesehatan


 
BAB.III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pendukung yang penting bagi pengenalan informatika kedokteran adalah perpustakaan dan laboratorium komputer.Secara organisasional, International Medical Informatics Association (IMIA) dengan berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an. Tidak kurang dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah diselenggarakan, dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di wilayah Asia Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for Medical Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Australia, dan Sri Lanka.
1. Data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna.
3. Informatika farmasi adalah disiplin ilmu yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya dilingkungan kefarmasian atau kesehatan. Kehadiran informatika farmasi sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan tenaga farmasis secara esensial tidak akan mampu terkelola oleh metode berbasis kertas (paper based methods).
4. Manfaat informatika farmasi yaitu membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, meningkatkan komunikasi tenaga kesehatan serta pasien, meningkatkan kecepatan pengobatan pasien, meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat yang digunakannya
5. Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek







DAFTAR PUSTAKA
Kusumadewi, Sri., dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rustiyanto, Ery. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta : Gosyen Publisher.
http://healthinformatics.wikispaces.com/Pharmacy+Informatics
http://www.himss.org/ASP/topics_pharmacyInformatics.asp
http://www.virtualinformatics.com/content/Pharmacy_informatics.htm