BAB
I
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai
sektor termasuk kesehatan, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi
kesehatan dalam mengolah data dengan hadirnya teknologi informasi (IT).
Instansi kesehatan menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi.
Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti
komputer dan software-software pendukung, khususnya di bidang informasi.
Meskipun dunia kesehatan dan medis merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif
tertinggal. Sebagai contoh ketika transaksi finansial secara elektronik sudah
menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah
sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing sistem.
Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya,
tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Masyarakat
menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat penting dalam peradaban
manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus informasi. Teknologi
informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen
informasi baik dalam sektor organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan
penelitian.
Tujuan di buatnya makalah ini adalah
untuk mengetahui seberapa pesatkah kemajuan teknologi di bidang farmasi dan
kedokteran
BAB.II
PEMBAHASAN
- Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Farmasi
Sebelum membahas konsep sistem
informasi farmasi lebih lanjut, berikut ini akan diberikan definisi ringkas dan
formal dari data, informasi, sistem, manajemen, sistem informasi, dan sistem
informasi manajemen.
1. Data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang
daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau
manfaat yang berguna.
3. Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling
berkaitan dan susunan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang
melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama organisasi/institusi.
Karakteristik sistem, memiliki komponen yaitu:
a) batas sistem (boundary)
b) lingkungan luarsistem (environment)
c) penghubung sistem (interface)
d) masukan sistem (input)
e) keluaran sistem (output)
f) pengolah sistem (process)
g) sasaran sistem
Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa
sistem, pendesain sistem, programmer dan personel pengoperasian.
4. Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari
komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block). Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
- Komponen input : mewakili data yang masuk ke dalam
sistem informasi serta termasuk metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.b. Komponen model
: terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c.
Komponen output : hasil dari sistem informasi yaitu keluaran yang berupa
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
d.
Komponen teknologi : “tool box” dalam sistem informasi, yang digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan.
e.
Komponen hardware : sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah
kerja dari sistem informasi.
f.
Komponen software : sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi. Dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya
Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer,
menghubungkan media input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat
lunak aplikasi maupun utiliti di komputer.
g.
Komponen basis data : kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut Database Management System (DBMS).
h.
Komponen kontrol : untuk mencegah kerusakan sistem informasi. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Elemen-elemen
yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk membangun sebuah sistem
informasi berbasis komputer, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan
sebuah sistem informasi.
Informatika Farmasi merupakan
bidang yang relatif baru, Informatika farmasi disebut juga sebagai
farmako-informatika. Informatika farmasi adalah
bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan
dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem
kesehatan
termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan
penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait
pengobatan dan kesembuhan pasien.
Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras
komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan
metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk
berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan
menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien ‘terbaik di pikiran,
informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit,
dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis
pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini
dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa
tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep
ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan
telah diperiksa keakurasiannya.
- MANFAAT INFORMATIKA FARMASI
Manfaat informatika farmasi antara
lain:
1. Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem
dan manajemen database yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang
digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia tepat waktu.
2. Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya,
serta pasien.
3. Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat
yang mungkin atau alergi sebelum resep diisi/ditulis,
4. Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki
pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan
memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka
sendiri.
5. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam
menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan
untuk beberapa kunjungan ke praktek dokter. Hal ini, dikombinasikan dengan
biaya yang rendah karena berkurangnya kunjungan ke dokter, penggunaan obat
generik, sehingga sangat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien.
Informatika farmasi bekerja dengan
sistem informasi farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat
baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan,
interaksi obat, serta informasi resep dan pasien Sistem Informasi Farmasi
dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi
apotek.
a) Sistem Informasi Instalasi
Farmasi
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa
obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk
pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat
inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di
lingkungan penunjang medis seperti laboratorium.
Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi
tentang input data barang, transaksi/distribusi barang-barang kebutuhan di
instalasi farmasi sampai dengan pembuatan laporan. Secara garis besar
variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi farmasi
antara lain:
1. Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi,
kelompok, sediaan dll)
2. Input data barang farmasi
3. Transaksi-transaksi barang :
– Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi farmasi
– Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah
sakit
– Return permintaan barang
– Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase
– Order pembelian barang ke supplier (SOP)
– Penerimaan barang dari order pembelian
– Retur pembelian barang
– Bonus pembelian
– Koreksi stok dan pemakaian barang
4. Laporan-laporan :
– Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik
– Laporan pembelian & penerimaan barang gudang
– Laporan stok per-pelayanan kesehatan di RS
– Laporan stok instalasi farmasi
– Kartu persediaan.
b) Sistem Informasi Apotek
Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari
proses manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data
(laporan-laporan yang dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar
variabel-variabel yang harus ada di dalam sistem informasi apotek antara lain:
a) Penjualan obat ke pasien (Rawat
jalan, Rawat Inap, UGD)
b) Retur penjualan obat
c) Print nota penjualan obat
d) Laporan penjualan harian
e) Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan
f) Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan
g) Laporan penjualan resep per dokter
h) Laporan penjualan berdasarkan supplier
i) Laporan obat Slow Moving
j) Laporan obat Expired Date (ED)
k) Laporan penjualan VV obat narkotika & psikotropika
l) Laporananalisis
m) Grafik penjualan
Teknologi
jaringan internet sangat bermanfaat bagi instalasi farmasi rumah sakit untuk
meningkatkan pelayanannya terhadap pasien. Informasi tentang rumah sakit lain
diseluruh dunia dapat diketahui secara mudah, cepat dan akurat dengan mengakses
web site yang terkait dengan informasi yang dikehendaki. Kegiatan PIO (Pusat
Informasi Obat) juga sangat terbantu dengan adanya homepage tertentu yang
menyediakan informasi pemakaian, interaksi dan segala aspek yang terkait dengan
obat maupun permasalahan yang terkait dengan proses terapi, gizi dan
masalah
kesehatan lain. Homepage-homepage tersebut sebagian menyediakan informasi
secara gratis dan sebagian lagi memberikan layanan dengan imbalan sejumlah fee
tertentu.
Kegiatan
penelitian dan penelusuran pustaka yang terkait dengan obat dan terapi juga
sangat terbantu mengingat dimungkinkannnya orang mengakses suatu perpustakaan
tertentu dengan teknik telnet atau http (hypertext transfer protocol) atau ftp
(file transfer protocol). Kepala instalasi juga dapat berlangganan majalah atau
jurnal yang terkait dengan obat dan terapi sehingga memudahkan penelusuran
informasi yang akan meningkatkan kinerja seluruh karyawan di instalasi
tersebut. Pengiriman surat yang selain memboroskan kertas, tinta dan waktu
dapat dihindari dengan tersedianya surat elektronik (e-mail) yang memudahkan
pengiriman pesan dan informasi kepada teman sejawat, atasan ataupun bawahan
yang terkait dengan struktur organisasi dalam rumah sakit tersebut maupun
dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia. Fasilitas mailing list juga
memungkinkan farmasis untuk berdikusi tentang obat-obatan dan kesehatan. Dengan
bergabug pada suatu mailing list yang terkait dengan pokok pembicaraan tertentu
seorang farmasis dapat mengemukakan curah pendapatnya dan berdiskusi dengan
ahli kesehatan lain di seluruh dunia yang tergabung pada mailing list tersebut.
Salah satu mailing list yang berkecimpung di dunia kesehatan adalah HEALTH-L yang
beralamat : HEALTHL@IRLEARN.UCD.IE yaitu suatu mailing list yang
mendiskusikan masalah riset-riset kesehatan internasional. Promosi terhadap
pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi maupun rumah sakit tersebut
secara keseluruhan dapat diinformasikan dan dipromosikan melalui homepage yang
didesain untuk rumah sakit tersebut. Mengingat homepage tersebut dapat
dikunjungi oleh setiap orang di seluruh penjuru dunia, maka akan menjadi sarana
promosi yang sangat efektif bagi rumah sakit tersebut.
Keberadaan search engine (mesin
pencari) semacam :
• altavista
• lycos
• webcrawler
• infoseek
• yahoo
• hotbot
akan
sangat membantu farmasis dalam mencari informasi yang terkait dengan masalah
kesehatan tersebut. Selain digunakan sebagai mesin pencari, search
engine-search engine tersebut juga menyediakan fasilitas browsing yang akan
menuntun para farmasis dalam mencari informasi dari yang sifatnya umum menjadi
semakin khusus sampai didapatkan informasi yang diinginkan
- Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Kedokteran
a. Sentuhan Teknologi Informasi
dalam Pendidikan Dokter
Dengan
semakin meluasnya penggunaan komputer di masyarakat, termasuk di lingkungan
kedokteran, menjadi penting untuk mempertanyakan bagaimana pendidikan kedokteran
mengantisipasi hal tersebut. Interes terhadap komputing semakin kuat seiring
dengan pertumbuhan internet yang eksplosif, terus meningkatnya perhatian media
massa, dan pengakuan atas potensi jaringan global untuk membawa informasi
kesehatan bagi kepentingan pasien maupun profesional
kesehatan.
Beberapa
tahun belakang ini, berbagai aplikasi komputer banyak dikenalkan dalam
pendidikan kedokteran, terutama computer assisted instruction (CAI), sebagai
pendukung pendidikan. Ini dilakukan karena kemampuannya menyediakan kesempatan
bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam mengenai materi kedokteran dan dapat
memberikan alternatif metode, dari paparan materi, drill, hingga kuis secara
multimedia. Jauh sebelum itu, aplikasi statistika juga sudah dikenalkan dalam
pendidikan kedokteran, meski statistika hanyalah salah satu bagian dari
informatika.
Informatika (mengkaji informasi dan
pemanfaatan teknologi informasi) di kedokteran dikenal sebagai informatika
kedokteran.
Pendidikan
dokter masa kini akan melahirkan dokter masa depan yang lingkungan kerjanya
tidak akan lepas dari aplikasi teknologi informasi1. Salah satu program
Nusantara 21 yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menyediakan akses infomasi
global hingga ke pelosok-pelosok ditujukan bagi sektor kesehatan, seperti
telemedik (telemedicine). PT Askes juga sedang mengadakan riset mengenai
pemanfaatan kartu askes yang dapat digunakan sebagai smart card yang juga
berfungsi untuk menyimpan data pasien. Beberapa rumah sakit sekarang sudah
menggunakan komputer sebagai pendukung administratif keuangan, meskipun belum
ada yang menggunakannya sebagai bagian dari sistem pendukung pengambilan
keputusan medik. Di sisi lain, berbagai mailing list dan situs web yang
berkaitan dengan kesehatan (baik nasional maupun internasional) sudah tersedia
di internet. Keadaan ini mempermudah kalangan profesional kesehatan maupun
masyarakat
awam untuk keep update dengan informasi dan pengetahuan kesehatan terbaru.
Informatika kedokteran perlu mendapatkan perhatian lebih dalam di era informasi
global saat ini. Coiera mengatakan bahwa bila pada abad yang lalu jantung
pendidikan kedokteran adalah anatomi, maka di abad sekarang jantung pelayanan
kesehatan adalah informatika kedokteran. Bila informatika kedokteran sudah
mendapat perhatian begitu luas, bagaimana pendidikan kedokteran
mengantisipasinya? Apakah pendidikan dokter kita sekarang sudah mencukupi untuk
melahirkan dokter yang mempunyai sikap dan ekspektansi yang positif terhadap
perkembangan teknologi informasi? Bagaimana fakultas kedokteran mengadopsi
informatika kedokteran sehingga dapat membawa manfaat bagi stakeholder-nya?
b. Lingkup Informatika Kedokteran
Disiplin
yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di
lingkungan
kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran (medical informatics)9. Dalam
pengertian yang lebih rinci, Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran
sebagai berikut:
“Disiplin
ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan
dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara
optimal untuk tujuan problem solving dan pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan
dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi moderen,
yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai
disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran secara
esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas
(paper-based methods) dan keyakinan bahwa proses pengambilan keputusan sangat
penting bagi kedokteran moderen sebagaimana pengumpulan fakta yang akan menjadi
dasar keputusan klinik atau perencanaan riset itu sendiri”10. Sedangkan Haux
lebih menyukai istilah systematic processing of information in medicine untuk
menyebut informatika kedokteran.
Lingkup
kajian informatika kedokteran meliputi teori dan terapan4. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu
tersendiri. Walaupun demikian, posisinya di kedokteran sebenarnya berada di
persilangan antara berbagai disiplin ilmu dasar dan terapan di kedokteran serta
disiplin di luar kedokteran, seperti ilmu informasi, komputer, statistika, dan
psikologi. Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik
elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi
kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan,
termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi
berbasis internet2.
Perkembangan
di Berbagai Negara diakui, hingga saat ini pusat perkembangan informatika
kedokteran berada di Amerika Serikat. Dengan dukungan National Library of
Medicine (NLM) yang memberikan grant bagi institusi untuk mengembangkan program
pendidikan serta riset informatika kedokteran, disiplin baru di kedokteran
tersebut berkembang dengan pesat di AS. Kini, puluhan program S2 informatika
kedokteran diselenggarakan di AS6,7. Selain di AS, program graduate informatika
juga dikembangkan di negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman, Perancis, dan
Swedia.
Sementara
itu, pendidikan kedokteran di AS sudah melibatkan peran komputer dalam kurikulum
standar mereka dan banyak yang sudah menegaskan bahwa seluruh mahasiswa
kedokteran harus “computer literate”. Pengertian “computer literate” secara
umum adalah familiar dengan program komputer dasar seperti pengolahan kata,
basis data, electronic mail, dan penelusuran bibliografi secara elektronik.
Sebenarnya, fokus utama informatika kedokteran bukan pada “computer literate”
itu sendiri, namun seperti yang tersirat dalam pengertian di atas, informatika
kedokteran diharapkan dapat memberikan panduan sikap dan ekspektansi para
klinisi terhadap potensialitas dan perkembangan teknologi informasi bagi
kepentingan kedokteran. Di wilayah Asia Pasifik, baru Australia, Jepang, dan
Korea yang sudah memasukkan informatika kedokteran dalam kurikulum pendidikan dokter.
Namun, di wilayah lain seperti Eropa, sama sepert AS, informatika kedokteran
sudah menjadi bagian dalam kurikulum pendidikan dokter dengan berbagai variasi.
Di Jepang, informatika kedokteran sudah menjadi bagian dari departemen klinik,
karena peranannya yang besar sebagai decision support system untuk pengambilan
keputusan medik serta sistem informasi rumah sakit. Sementara, di Bosnia
Herzegovina, informatika kedokteran masuk ke dalam bagian non-klinik atau
public health. Ada kecenderungan bahwa semakin maju perkembangan dan riset
informatika kedokteran, posisinya di lingkungan klinik akan semakin diterima.
Secara
organisasional, International Medical Informatics Association (IMIA) dengan
berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an. Tidak kurang
dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah diselenggarakan,
dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di wilayah Asia
Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for Medical
Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea, Hongkong,
Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Australia,
dan Sri Lanka.
c. Informatika Kedokteran di
Indonesia
Di
Indonesia, aplikasi informatika kedokteran memang belum banyak terasa, meskipun
IHIA (Indonesian Health Informatics Association) sudah terbentuk semenjak 1994.
Meskipun demikian, kehadiran komputer di rumah sakit sudah mulai banyak
diaplikasikan meski masih sebatas sebagai
pendukung
sistem administrasi finansial, belum sampai kepada sistem pendukung pengambilan
keputusan medik. Demikian juga beberapa rumah sakit dengan dukungan jaringan
telekomunikasi berkecepatan tinggi, juga sudah mencoba aplikasi telemedik
(telemedicine). Pendidikan pasca sarjana yang dekat kaitannya dengan
informatika kedokteran, yaitu biomedical engineering juga sudah diselenggarakan
di ITB. Sedang pendidikan S2 informatika kesehatan telah dikembangkan di UI di
bawah pengelolaan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, program
pendidikan untuk ahli madya di bidang informatika kedokteran juga sudah
diselenggarakan oleh UI. Sementara, UGM mulai tahun ini membuka program D3
rekam medis dan sistem informasi kesehatan.
Meskipun
KIPDI II tidak menyebutkan secara jelas mengenai informatika kedokteran, beberapa
universitas sebenarnya telah menerapkan meski kebanyakan dalam konteks aplikasi
komputer. UNAIR, misalnya, mulai mengenalkan aplikasi komputer kepada mahasiswa
kedokteran sejak dua tahun yang lalu.
UGM
mulai 1997 sudah mengenalkan aplikasi komputer sebagai pendukung kuliah
metodologi penelitian. Survei sebelum kegiatan terhadap 154 mahasiswa
kedokteran tahun ketiga yang mengikuti mata kuliah metodologi penelitian
menunjukkan bahwa 91 mahasiswa (60%) belum pernah menggunakan komputer sama
sekali, 46 mahasiswa (30%) pernah menggunakan, sedang sisanya 15 orang (10%)
familiar dengan aplikasi komputer. Tidak satu pun dari mereka yang pernah
memanfaatkan aplikasi internet. Akan tetapi, sampai sekarang di UGM justru
tidak mempunyai mata kuliah Informatika Kedokteran. Padahal, IMIA
(International Medical Informatics Association) merekomendasikan pendidikan
informatika kesehatan dan kedokteran bagi pendidikan kedokteran. Dalam
rekomendasinya, IMIA mengharapkan informatika kedokteran menjadi salah satu
mata kuliah wajib dalam kurikulum kedokteran. Namun, dalam beberapa tahun ke
depan diharapkan mahasiswa FK memiliki keterampilan komputer dasar dan
ketrampilan mengelola informasi. Buta komputer dan informasi dapat diberantas
di lingkungan pendidikan kedokteran bila fakultas-fakultas kedokteran membuka
selektif bagi program aplikasi komputer dasar tersebut. Bila mata kuliah khusus
mengenai informatika kedokteran belum ada, secara parsial informatika
kedokteran dapat dikenalkan kepada mahasiswa kedokteran melalui berbagai cara
seperti di bawah ini:
Sistem
informasi kesehatan dan rumah sakit dikenalkan pada kuliah mata kuliah IKM
(yang membahas manajemen kesehatan)
Pemanfaatan
Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai pendukung pendidikan, terutama
untuk mengenalkan image-image kedokteran, seperti anatomi, histologi,
parasitologi, patologi anatomi maupun radiologi.
Mata
kuliah statistika, meski dalam lingkup kecil mengenalkan berbagai teori
probabilitas, termasuk aplikasi komputernya.
Mata
kuliah metodologi penelitian: mahasiswa dikenalkan perangkat teknologi
informasi untuk penelusuran sumber infomasi, penyusunan proposal, menganalisis
data, serta menampilkan dan mempresentasikan data serta hasil penelitian.
Proses
pembuatan karya tulis ilmiah atau laporan penelitian.
Pengenalan
teknologi komunikasi internet sebagai media komunikasi dan penelusuran sumber
informasi.
Berbagai
implementasi informatika kedokteran ke dalam beberapa mata kuliah secara
terpisah sebenarnya kehilangan esensi dasar, yaitu memberikan panduan kepada
mahasiswa mengenai sikap dan ekspektansi terhadap teknologi informasi serta
komunikasi untuk menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. Namun,
kalaupun pelaksanaannya baru terbatas, yang penting adalah bagaimana
mengenalkan mahasiswa bahwa aplikasi komputer bukan sesuatu yang asing bagi
mahasiswa kedokteran. Tabel di bawah
ini menyajikan silabus kuliah informatika kedokteran di
beberapa institusi di dunia.
• Informatika keperawatan
• Informasi kesehatan dan teknologi
komunikasi untuk konsumer
• Privasi, kerahasiaan dan keamanan
dalam informatika kesehatan
Sekilas
kita melihat bahwa menerapkan secara mentah-mentah apa yang telah dikembangkan
di luar akan menjadi barang asing yang mungkin belum tentu membawa manfaat dan
nilai tambah bagi pendidikan kedokteran. Tugas kita adalah menentukan muatan
lokal materi yang perlu diberikan kepada mahasiswa berbasiskan kompetensi yang
perlu dimiliki oleh lulusan fakultas kedokteran.
d.
Sistem Pendukung
Sistem
pendukung yang penting bagi pengenalan informatika kedokteran adalah
perpustakaan dan laboratorium komputer. Perpustakaan masa kini dapat dikatakan
tidak memadai apabila tidak menyediakan akses informasi secara elektronik, baik
CD ROM maupun internet. Melalui CD ROM
maupun
internet, mahasiswa dapat mengakses database penelitian kedokteran terkemuka,
yaitu MEDLINE yang memuat tidak kurang 8 juta sitasi penelitian biomedik di
seluruh dunia semenjak 1996 hingga sekarang.
Komunikasi
dengan sumber informasi luar pun akan lebih mudah bila menggunakan e-mail. Saat
ini, diperkirakan 42% dokter di AS mempunyai alamat e-mail, sedangkan di
Inggris kurang lebih 12,5%. Proporsi tersebut lebih besar lagi di universitas
dan lembaga-lembaga pendidikan. Melalui web, mahasiswa akan dikenalkan dengan
melimpahruahnya informasi kesehatan dan kedokteran, dari buku teks, database
penelitian, multimedia, maupun kuis-kuis pendidikan.
Ketersediaan laboratorium komputer,
lebih bagus lagi dilengkapi dengan multimedia, akan membuka cakrawala baru bagi
mahasiswa kedokteran terhadap luasnya aplikasi dan besarnya potensialitas
komputer dalam pelayanan kesehatan
BAB.III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem pendukung yang penting bagi
pengenalan informatika kedokteran adalah perpustakaan dan laboratorium
komputer.Secara organisasional, International Medical Informatics Association
(IMIA) dengan berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an.
Tidak kurang dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah
diselenggarakan, dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di
wilayah Asia Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for
Medical Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea,
Hongkong, Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia,
Australia, dan Sri Lanka.
1. Data adalah fakta-fakta,
angka-angka atau statistik-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan
kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau
manfaat yang berguna.
3. Informatika farmasi adalah disiplin ilmu yang terlibat erat dengan komputer
dan komunikasi serta pemanfaatannya dilingkungan kefarmasian atau kesehatan.
Kehadiran informatika farmasi sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan
oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran
bahwa pengetahuan tenaga farmasis secara esensial tidak akan mampu terkelola
oleh metode berbasis kertas (paper based methods).
4. Manfaat informatika farmasi yaitu membantu praktisi farmasi dalam beberapa
hal, meningkatkan komunikasi tenaga kesehatan serta pasien, meningkatkan
kecepatan pengobatan pasien, meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat yang
digunakannya
5. Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang dibagi
menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek
DAFTAR
PUSTAKA