Kamis, 21 Mei 2015

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi pada Bidang Farmasi



BAB I
PENDAHULUAN

    Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi kesehatan dalam mengolah data dengan hadirnya teknologi informasi (IT). Instansi kesehatan menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi. Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software-software pendukung, khususnya di bidang informasi.
Meskipun dunia kesehatan dan medis merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing sistem. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi baik dalam sektor organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.

  • TUJUAN
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa pesatkah kemajuan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran





BAB.II
PEMBAHASAN


  • Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Farmasi
Sebelum membahas konsep sistem informasi farmasi lebih lanjut, berikut ini akan diberikan definisi ringkas dan formal dari data, informasi, sistem, manajemen, sistem informasi, dan sistem informasi manajemen.
1. Data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna.
3. Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama organisasi/institusi. Karakteristik sistem, memiliki komponen yaitu:
a)  batas sistem (boundary)
b) lingkungan luarsistem (environment)
c)  penghubung sistem (interface)
d)  masukan sistem (input)
e)  keluaran sistem (output)
f)  pengolah sistem (process)
g) sasaran sistem
Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer dan personel pengoperasian.
4. Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block). Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

  • Sistem Informasi
  1. Komponen input : mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi serta termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.b. Komponen model : terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen output : hasil dari sistem informasi yaitu keluaran yang berupa informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen teknologi : “tool box” dalam sistem informasi, yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,  menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware : sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
f.  Komponen software : sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.  Dalam perangkat lunak dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk mengelola hidup matinya komputer, menghubungkan media input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer.
g. Komponen basis data : kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut Database Management System (DBMS).
h. Komponen kontrol : untuk mencegah kerusakan sistem informasi. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk membangun sebuah sistem informasi berbasis komputer, sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan sebuah sistem informasi.
  • INFORMATIKA FARMASI
Informatika Farmasi merupakan bidang yang relatif baru, Informatika farmasi disebut juga sebagai farmako-informatika. Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan  termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait  pengobatan dan kesembuhan pasien.
Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien ‘terbaik di pikiran, informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya.
  • MANFAAT INFORMATIKA FARMASI
Manfaat informatika farmasi antara lain:
1.   Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem dan manajemen database yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia tepat waktu.
2.  Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, serta pasien.
3.  Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep diisi/ditulis,
4.  Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.
5.  Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke praktek dokter. Hal ini, dikombinasikan dengan biaya yang rendah karena berkurangnya kunjungan ke dokter, penggunaan obat generik, sehingga sangat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien.
  • SISTEM INFORMASI FARMASI
Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien Sistem Informasi Farmasi dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek.
a)  Sistem Informasi Instalasi Farmasi
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium.
Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi tentang input data barang, transaksi/distribusi barang-barang kebutuhan di instalasi farmasi sampai dengan pembuatan laporan. Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi farmasi antara lain:
1.   Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi, kelompok, sediaan dll)
2.  Input data barang farmasi
3.  Transaksi-transaksi barang :
– Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi farmasi
– Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah sakit
– Return permintaan barang
– Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase
– Order pembelian barang ke supplier (SOP)
– Penerimaan barang dari order pembelian
– Retur pembelian barang
– Bonus pembelian
– Koreksi stok dan pemakaian barang
4.  Laporan-laporan :
– Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik
– Laporan pembelian & penerimaan barang gudang
– Laporan stok per-pelayanan kesehatan di RS
– Laporan stok instalasi farmasi
– Kartu persediaan.
b)  Sistem Informasi Apotek
Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari proses manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan yang dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada di dalam sistem informasi apotek antara lain:
a) Penjualan obat ke pasien (Rawat jalan, Rawat Inap, UGD)
b) Retur penjualan obat
c) Print nota penjualan obat
d) Laporan penjualan harian
e) Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan
f) Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan
g) Laporan penjualan resep per dokter
h) Laporan penjualan berdasarkan supplier
i)  Laporan obat Slow Moving
j)  Laporan obat Expired Date (ED)
k) Laporan penjualan  VV obat narkotika & psikotropika
l)  Laporananalisis
m) Grafik penjualan
Teknologi jaringan internet sangat bermanfaat bagi instalasi farmasi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanannya terhadap pasien. Informasi tentang rumah sakit lain diseluruh dunia dapat diketahui secara mudah, cepat dan akurat dengan mengakses web site yang terkait dengan informasi yang dikehendaki. Kegiatan PIO (Pusat Informasi Obat) juga sangat terbantu dengan adanya homepage tertentu yang menyediakan informasi pemakaian, interaksi dan segala aspek yang terkait dengan obat maupun permasalahan yang terkait dengan proses terapi, gizi dan
masalah kesehatan lain. Homepage-homepage tersebut sebagian menyediakan informasi secara gratis dan sebagian lagi memberikan layanan dengan imbalan sejumlah fee tertentu.
Kegiatan penelitian dan penelusuran pustaka yang terkait dengan obat dan terapi juga sangat terbantu mengingat dimungkinkannnya orang mengakses suatu perpustakaan tertentu dengan teknik telnet atau http (hypertext transfer protocol) atau ftp (file transfer protocol). Kepala instalasi juga dapat berlangganan majalah atau jurnal yang terkait dengan obat dan terapi sehingga memudahkan penelusuran informasi yang akan meningkatkan kinerja seluruh karyawan di instalasi tersebut. Pengiriman surat yang selain memboroskan kertas, tinta dan waktu dapat dihindari dengan tersedianya surat elektronik (e-mail) yang memudahkan pengiriman pesan dan informasi kepada teman sejawat, atasan ataupun bawahan yang terkait dengan struktur organisasi dalam rumah sakit tersebut maupun dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia. Fasilitas mailing list juga memungkinkan farmasis untuk berdikusi tentang obat-obatan dan kesehatan. Dengan bergabug pada suatu mailing list yang terkait dengan pokok pembicaraan tertentu seorang farmasis dapat mengemukakan curah pendapatnya dan berdiskusi dengan ahli kesehatan lain di seluruh dunia yang tergabung pada mailing list tersebut. Salah satu mailing list yang berkecimpung di dunia kesehatan adalah HEALTH-L yang beralamat : HEALTHL@IRLEARN.UCD.IE yaitu suatu mailing list yang mendiskusikan masalah riset-riset kesehatan internasional. Promosi terhadap pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi maupun rumah sakit tersebut secara keseluruhan dapat diinformasikan dan dipromosikan melalui homepage yang didesain untuk rumah sakit tersebut. Mengingat homepage tersebut dapat dikunjungi oleh setiap orang di seluruh penjuru dunia, maka akan menjadi sarana promosi yang sangat efektif bagi rumah sakit tersebut.
Keberadaan search engine (mesin pencari) semacam :
• altavista
• lycos
• webcrawler
• infoseek
• yahoo
• hotbot
akan sangat membantu farmasis dalam mencari informasi yang terkait dengan masalah kesehatan tersebut. Selain digunakan sebagai mesin pencari, search engine-search engine tersebut juga menyediakan fasilitas browsing yang akan menuntun para farmasis dalam mencari informasi dari yang sifatnya umum menjadi semakin khusus sampai didapatkan informasi yang diinginkan
  • Pemanfaatan Komputer Dalam Bidang Kedokteran
a. Sentuhan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Dokter
Dengan semakin meluasnya penggunaan komputer di masyarakat, termasuk di lingkungan kedokteran, menjadi penting untuk mempertanyakan bagaimana pendidikan kedokteran mengantisipasi hal tersebut. Interes terhadap komputing semakin kuat seiring dengan pertumbuhan internet yang eksplosif, terus meningkatnya perhatian media massa, dan pengakuan atas potensi jaringan global untuk membawa informasi kesehatan bagi kepentingan pasien maupun profesional
kesehatan.
Beberapa tahun belakang ini, berbagai aplikasi komputer banyak dikenalkan dalam pendidikan kedokteran, terutama computer assisted instruction (CAI), sebagai pendukung pendidikan. Ini dilakukan karena kemampuannya menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam mengenai materi kedokteran dan dapat memberikan alternatif metode, dari paparan materi, drill, hingga kuis secara multimedia. Jauh sebelum itu, aplikasi statistika juga sudah dikenalkan dalam pendidikan kedokteran, meski statistika hanyalah salah satu bagian dari informatika.
Informatika (mengkaji informasi dan pemanfaatan teknologi informasi) di kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran.
Pendidikan dokter masa kini akan melahirkan dokter masa depan yang lingkungan kerjanya tidak akan lepas dari aplikasi teknologi informasi1. Salah satu program Nusantara 21 yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menyediakan akses infomasi global hingga ke pelosok-pelosok ditujukan bagi sektor kesehatan, seperti telemedik (telemedicine). PT Askes juga sedang mengadakan riset mengenai pemanfaatan kartu askes yang dapat digunakan sebagai smart card yang juga berfungsi untuk menyimpan data pasien. Beberapa rumah sakit sekarang sudah menggunakan komputer sebagai pendukung administratif keuangan, meskipun belum ada yang menggunakannya sebagai bagian dari sistem pendukung pengambilan keputusan medik. Di sisi lain, berbagai mailing list dan situs web yang berkaitan dengan kesehatan (baik nasional maupun internasional) sudah tersedia di internet. Keadaan ini mempermudah kalangan profesional kesehatan maupun
masyarakat awam untuk keep update dengan informasi dan pengetahuan kesehatan terbaru. Informatika kedokteran perlu mendapatkan perhatian lebih dalam di era informasi global saat ini. Coiera mengatakan bahwa bila pada abad yang lalu jantung pendidikan kedokteran adalah anatomi, maka di abad sekarang jantung pelayanan kesehatan adalah informatika kedokteran. Bila informatika kedokteran sudah mendapat perhatian begitu luas, bagaimana pendidikan kedokteran mengantisipasinya? Apakah pendidikan dokter kita sekarang sudah mencukupi untuk melahirkan dokter yang mempunyai sikap dan ekspektansi yang positif terhadap perkembangan teknologi informasi? Bagaimana fakultas kedokteran mengadopsi informatika kedokteran sehingga dapat membawa manfaat bagi stakeholder-nya?
b. Lingkup Informatika Kedokteran
Disiplin yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di
lingkungan kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran (medical informatics)9. Dalam pengertian yang lebih rinci, Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut:
“Disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara optimal untuk tujuan problem solving dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi moderen, yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran secara esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper-based methods) dan keyakinan bahwa proses pengambilan keputusan sangat penting bagi kedokteran moderen sebagaimana pengumpulan fakta yang akan menjadi dasar keputusan klinik atau perencanaan riset itu sendiri”10. Sedangkan Haux lebih menyukai istilah systematic processing of information in medicine untuk menyebut informatika kedokteran.
Lingkup kajian informatika kedokteran meliputi teori dan terapan4. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu tersendiri. Walaupun demikian, posisinya di kedokteran sebenarnya berada di persilangan antara berbagai disiplin ilmu dasar dan terapan di kedokteran serta disiplin di luar kedokteran, seperti ilmu informasi, komputer, statistika, dan psikologi. Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan, termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi berbasis internet2.
Perkembangan di Berbagai Negara diakui, hingga saat ini pusat perkembangan informatika kedokteran berada di Amerika Serikat. Dengan dukungan National Library of Medicine (NLM) yang memberikan grant bagi institusi untuk mengembangkan program pendidikan serta riset informatika kedokteran, disiplin baru di kedokteran tersebut berkembang dengan pesat di AS. Kini, puluhan program S2 informatika kedokteran diselenggarakan di AS6,7. Selain di AS, program graduate informatika juga dikembangkan di negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman, Perancis, dan Swedia.
Sementara itu, pendidikan kedokteran di AS sudah melibatkan peran komputer dalam kurikulum standar mereka dan banyak yang sudah menegaskan bahwa seluruh mahasiswa kedokteran harus “computer literate”. Pengertian “computer literate” secara umum adalah familiar dengan program komputer dasar seperti pengolahan kata, basis data, electronic mail, dan penelusuran bibliografi secara elektronik. Sebenarnya, fokus utama informatika kedokteran bukan pada “computer literate” itu sendiri, namun seperti yang tersirat dalam pengertian di atas, informatika kedokteran diharapkan dapat memberikan panduan sikap dan ekspektansi para klinisi terhadap potensialitas dan perkembangan teknologi informasi bagi kepentingan kedokteran. Di wilayah Asia Pasifik, baru Australia, Jepang, dan Korea yang sudah memasukkan informatika kedokteran dalam kurikulum pendidikan dokter. Namun, di wilayah lain seperti Eropa, sama sepert AS, informatika kedokteran sudah menjadi bagian dalam kurikulum pendidikan dokter dengan berbagai variasi. Di Jepang, informatika kedokteran sudah menjadi bagian dari departemen klinik, karena peranannya yang besar sebagai decision support system untuk pengambilan keputusan medik serta sistem informasi rumah sakit. Sementara, di Bosnia Herzegovina, informatika kedokteran masuk ke dalam bagian non-klinik atau public health. Ada kecenderungan bahwa semakin maju perkembangan dan riset informatika kedokteran, posisinya di lingkungan klinik akan semakin diterima.
Secara organisasional, International Medical Informatics Association (IMIA) dengan berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an. Tidak kurang dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah diselenggarakan, dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di wilayah Asia Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for Medical Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Australia, dan Sri Lanka.
c. Informatika Kedokteran di Indonesia
Di Indonesia, aplikasi informatika kedokteran memang belum banyak terasa, meskipun IHIA (Indonesian Health Informatics Association) sudah terbentuk semenjak 1994. Meskipun demikian, kehadiran komputer di rumah sakit sudah mulai banyak diaplikasikan meski masih sebatas sebagai
pendukung sistem administrasi finansial, belum sampai kepada sistem pendukung pengambilan keputusan medik. Demikian juga beberapa rumah sakit dengan dukungan jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi, juga sudah mencoba aplikasi telemedik (telemedicine). Pendidikan pasca sarjana yang dekat kaitannya dengan informatika kedokteran, yaitu biomedical engineering juga sudah diselenggarakan di ITB. Sedang pendidikan S2 informatika kesehatan telah dikembangkan di UI di bawah pengelolaan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, program pendidikan untuk ahli madya di bidang informatika kedokteran juga sudah diselenggarakan oleh UI. Sementara, UGM mulai tahun ini membuka program D3 rekam medis dan sistem informasi kesehatan.
Meskipun KIPDI II tidak menyebutkan secara jelas mengenai informatika kedokteran, beberapa universitas sebenarnya telah menerapkan meski kebanyakan dalam konteks aplikasi komputer. UNAIR, misalnya, mulai mengenalkan aplikasi komputer kepada mahasiswa kedokteran sejak dua tahun yang lalu.
UGM mulai 1997 sudah mengenalkan aplikasi komputer sebagai pendukung kuliah metodologi penelitian. Survei sebelum kegiatan terhadap 154 mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang mengikuti mata kuliah metodologi penelitian menunjukkan bahwa 91 mahasiswa (60%) belum pernah menggunakan komputer sama sekali, 46 mahasiswa (30%) pernah menggunakan, sedang sisanya 15 orang (10%) familiar dengan aplikasi komputer. Tidak satu pun dari mereka yang pernah memanfaatkan aplikasi internet. Akan tetapi, sampai sekarang di UGM justru tidak mempunyai mata kuliah Informatika Kedokteran. Padahal, IMIA (International Medical Informatics Association) merekomendasikan pendidikan informatika kesehatan dan kedokteran bagi pendidikan kedokteran. Dalam rekomendasinya, IMIA mengharapkan informatika kedokteran menjadi salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum kedokteran. Namun, dalam beberapa tahun ke depan diharapkan mahasiswa FK memiliki keterampilan komputer dasar dan ketrampilan mengelola informasi. Buta komputer dan informasi dapat diberantas di lingkungan pendidikan kedokteran bila fakultas-fakultas kedokteran membuka selektif bagi program aplikasi komputer dasar tersebut. Bila mata kuliah khusus mengenai informatika kedokteran belum ada, secara parsial informatika kedokteran dapat dikenalkan kepada mahasiswa kedokteran melalui berbagai cara seperti di bawah ini:
Sistem informasi kesehatan dan rumah sakit dikenalkan pada kuliah mata kuliah IKM (yang membahas manajemen kesehatan)
Pemanfaatan Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai pendukung pendidikan, terutama untuk mengenalkan image-image kedokteran, seperti anatomi, histologi, parasitologi, patologi anatomi maupun radiologi.
Mata kuliah statistika, meski dalam lingkup kecil mengenalkan berbagai teori probabilitas, termasuk aplikasi komputernya.
Mata kuliah metodologi penelitian: mahasiswa dikenalkan perangkat teknologi informasi untuk penelusuran sumber infomasi, penyusunan proposal, menganalisis data, serta menampilkan dan mempresentasikan data serta hasil penelitian.
Proses pembuatan karya tulis ilmiah atau laporan penelitian.
Pengenalan teknologi komunikasi internet sebagai media komunikasi dan penelusuran sumber informasi.
Berbagai implementasi informatika kedokteran ke dalam beberapa mata kuliah secara terpisah sebenarnya kehilangan esensi dasar, yaitu memberikan panduan kepada mahasiswa mengenai sikap dan ekspektansi terhadap teknologi informasi serta komunikasi untuk menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. Namun, kalaupun pelaksanaannya baru terbatas, yang penting adalah bagaimana mengenalkan mahasiswa bahwa aplikasi komputer bukan sesuatu yang asing bagi
mahasiswa kedokteran. Tabel di bawah ini menyajikan silabus kuliah informatika kedokteran di
beberapa institusi di dunia.
• Informatika keperawatan
• Informasi kesehatan dan teknologi komunikasi untuk konsumer
• Privasi, kerahasiaan dan keamanan dalam informatika kesehatan
Sekilas kita melihat bahwa menerapkan secara mentah-mentah apa yang telah dikembangkan di luar akan menjadi barang asing yang mungkin belum tentu membawa manfaat dan nilai tambah bagi pendidikan kedokteran. Tugas kita adalah menentukan muatan lokal materi yang perlu diberikan kepada mahasiswa berbasiskan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan fakultas kedokteran.
d. Sistem Pendukung
Sistem pendukung yang penting bagi pengenalan informatika kedokteran adalah perpustakaan dan laboratorium komputer. Perpustakaan masa kini dapat dikatakan tidak memadai apabila tidak menyediakan akses informasi secara elektronik, baik CD ROM maupun internet. Melalui CD ROM
maupun internet, mahasiswa dapat mengakses database penelitian kedokteran terkemuka, yaitu MEDLINE yang memuat tidak kurang 8 juta sitasi penelitian biomedik di seluruh dunia semenjak 1996 hingga sekarang.
Komunikasi dengan sumber informasi luar pun akan lebih mudah bila menggunakan e-mail. Saat ini, diperkirakan 42% dokter di AS mempunyai alamat e-mail, sedangkan di Inggris kurang lebih 12,5%. Proporsi tersebut lebih besar lagi di universitas dan lembaga-lembaga pendidikan. Melalui web, mahasiswa akan dikenalkan dengan melimpahruahnya informasi kesehatan dan kedokteran, dari buku teks, database penelitian, multimedia, maupun kuis-kuis pendidikan.
Ketersediaan laboratorium komputer, lebih bagus lagi dilengkapi dengan multimedia, akan membuka cakrawala baru bagi mahasiswa kedokteran terhadap luasnya aplikasi dan besarnya potensialitas komputer dalam pelayanan kesehatan


 
BAB.III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pendukung yang penting bagi pengenalan informatika kedokteran adalah perpustakaan dan laboratorium komputer.Secara organisasional, International Medical Informatics Association (IMIA) dengan berbagai kelompok kerjanya telah berdiri semenjak tahun 1970-an. Tidak kurang dari 8 kongres dunia informatika kedokteran (MEDINFO) telah diselenggarakan, dan tahun depan akan diselenggarakan MEDINFO 9 di London. Di wilayah Asia Pasifik, semenjak 1994 terbentuk Asia Pacific Association for Medical Informatics (APAMI) dengan negara anggota Singapura, Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia, Philipina, Thailand, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Australia, dan Sri Lanka.
1. Data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
2. Informasi adalah data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna.
3. Informatika farmasi adalah disiplin ilmu yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya dilingkungan kefarmasian atau kesehatan. Kehadiran informatika farmasi sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan tenaga farmasis secara esensial tidak akan mampu terkelola oleh metode berbasis kertas (paper based methods).
4. Manfaat informatika farmasi yaitu membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, meningkatkan komunikasi tenaga kesehatan serta pasien, meningkatkan kecepatan pengobatan pasien, meningkatkan pemahaman pasien mengenai obat yang digunakannya
5. Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek







DAFTAR PUSTAKA
Kusumadewi, Sri., dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rustiyanto, Ery. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta : Gosyen Publisher.
http://healthinformatics.wikispaces.com/Pharmacy+Informatics
http://www.himss.org/ASP/topics_pharmacyInformatics.asp
http://www.virtualinformatics.com/content/Pharmacy_informatics.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar