Kamis, 21 Mei 2015

Permasalahan Ergonomi di Terminal Ubung



Terminal Ubung
Di era globalisasi seperti sekarang dimana tingkat mobilitas manusia sangat tinggi baik itu untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup  atau pun berkunjung ke tempat lain yang jauh untuk sekadar berkunjung ke rumah saudara yang tidak dapat dijangkau dengan berjalan kaki sehingga mereka membutuhkan sebuah kendaraan yang dapat membantu memperlancar aktivitas. Transportasi memiliki posisi penting dalam pembangunan nasional. Terminal merupakan salah satu upaya untuk mengintergrasikan berbagai fasilitas kendaraan umum yang dapat digunakan oleh masyarakat. Selain menghimpun berbagai fasilitas kendaraan umum, terminal ini juga menjadi tempat usaha yaitu penjual makanan dan minuman, penjual souvenir, dan pedagang asongan lainnya.
Pada dasarnya dalam suatu terminal ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu penumpang, kendaraan, dan pengelola terminal. Terminal ubung merupakan salah satu sarana infrastruktur ­yang menjadi salah satu pemecahan masalah terhadap masalah transportasi angkutan darat dalam rangka pengaturan. Terminal ini merupakan terminal yang paling besar di Bali karena sebagai satu-satunya terminal bus antar kota dan antar provinsi.
Berbagai fasilitas pendukung juga telah disediakan oleh pihak pengelola terminal untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang, misalnya tempat tunggu, WC, kantin atau rumah makan, jasa penitipan barang, layanan lost and found, tempat pembelian tiket. Aspek kenyamanan terhadap kendaraan umum, fasilitas pendukung, dan sarana prasarana lainnya yang ada di terminal menjadi faktor utama yang mempengaruhi ketertarikan masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum sebagai salah satu alat transportasi.
Integrasi berbagai fasilitas yang diberikan ini juga sering menimbulkan permasalahan khususnya dibidang ergonomi. Hal ini meliputi desain tempat duduk, fasilitas WC, jasa penitipan barang, tempat pembelian tiket, ruang tunggu, fasilitas telepon umum, dan fasilitas lainnya termasuk display. Permasalahan ini berkaitan dengan timbulnya rasa tidak nyaman jika terjadi kekeliruan pengelolaan fasilitas.
Identifikasi Aspek Ergonomi di Terminal
Adapun Sistem Operasional Pelayanan di terminal Ubung untuk melayani keberangkatan luar kota, yaitu dimulai dari penumpang datang, kemudian membeli tiket di loket sesuai dengan tujuan masing-masing , kemudian penumpang masuk ke ruang tunggu dan setelah bus datang dilanjutkan dengan pemeriksaan tiket. Bus yang mencari penumpang di Ubung diperiksa kelengkapan administrasinya sebelum berangkat untuk menjamin kelayakan bus yang digunakan karena menyangkut juga kenyamanan dari penumpang selama berada di perjalanan. Sedangkan untuk melayani keberangkatan di wilayah Bali terdapat juga tempat angkutan umum berhenti sementara didalam terminal untuk menunggu penumpang. Sistem Operasional di Terminal Ubung melayani keberangkatan selama 24 jam dimana pegawai yang bertugas dibagi ke dalam 3 shift kerja yang masing-masing pekerja bekerja selama 8 jam/hari. Jumlah pekerja yang ada dimiliki oleh Unit Pelaksana Terminal Penumpang Dinas Perhubungan Kota Denpasar sebanyak 23 orang. Dinas Perhubungan Kota Denpasar yang berkantor di terminal Ubung ini membawahi lima terminal yaitu, Terminal Ubung, Terminal Kereneng,Terminal Wangaya, Terminal tegal , dan Terminal Gunung Agung. Sedangkan untuk bagian administrasi di Kantor terminal Ubung hanya melakukan pelayanan dari pukul 07.30-16.00 Wita.
Fasilitas Terminal dan Aspek Ergonominya
Adapun fasilitas-fasilitas yang tedapat di Terminal Ubung, yaitu:
  • Jalan
    Jalan di terminal ubung semuanya di aspal. Secara umum banyak jalan di terminal yang kurang layak, seperti pada pintu masuk yang sudah berlubang dan ditumpuk oleh pasir, tempat parkir pangkalan yang dipenuhi oli dengan garis batas parkir yang kurang jelas. Di jalan juga terdapat cukup banyak sampah bahkan ada bagian jalan yang berbau pesing akibat buangan dari bus yang memiliki fasilitas toilet
  • Pintu Masuk dan Keluar
    Pintu masuk terminal terletak di sebelah selatan dimana nantinya jalan di pintu masuk ini bercabang, satu pintu masuk ke area pangkalan bus, dan satunya lagi jalan lusus yang mengarah ke parkir mobil dan motor bagi calon penumpang maupun bagi yang menjeput dimana perkir tersebut terletak di sebelah barat. Pintu masuk menuju pangkalan terminal sebagian sudah rusak hanya sekitar 1/3 bagian jalan yang dapat dilewati dan sisanya berlubang dan ditumpuk dengan pasir
    Pintu keluar terminal ada 2, pintu keluar untuk angkutan umum dan pintu keluar untuk mobil pribadi milik calon penumpang. Pintu keluar angkutan umum terletak di sebelah timur yang langsung menuju Jalan Cokroaminoto dan pintu keluar kendaraan pribadi yang menuju Jalan Gatot Subroto timur. Pintu keluar untuk kendaraan pribadi ini harus melalui perumahan penduduk dan jalannya sempit sehingga menyulitkan mobil-mobil ukuran keluarga untuk melaluinya.
  • Loket
    Loket di Terminal Ubung sebanyak 14 buah terletak saling berdampingan antar loket yang satu dengan loket yang lainnya agar memudahkan para penumpang mencari tempat pembelian tiket sebelum  berangkat. Namun loket yang disediakan di terminal Ubung tidak nyaman bagi penjaga loketnya karena ukuran loket yang kecil, yaitu 1 x 1,5 meter. Rasa ketidaknyamanan yang diterima oleh penjaga loket dapat terjadi karena posisi duduk penjaga loket yang tidak berubah dimana dapat menyebabkan nyeri/keram bagian pinggang, punggung dan kaki. Apalagi waktu pelayanan loket yang lama dimana rata-rata pelayanan loket dimulai pukul 8 sampai jan 6 sore. Jika dilihat dari segi penumpang, loket juga terbilang kurang nyaman karena di depan loket tidak terdapat pembatas untuk pembelian tiket dan loket langsung menghadap ke jalan sehingga berbahaya bagi penumpang jika antrean sampai meluber.
  • Ruang Tunggu
    Ruang tunggu bagi penumpang di Terminal Ubung sudah dilengkapi dengan 8 pasang kursi kayu panjang dan 12 jejer kursi plastik, 1 buah TV 14”, dan juga 20 buah papan petunjuk yang menandai tujuan keberangkatan dan jam keberangkatan bus. Namun tidak semua kursi yang disediakan masih dalam kondisi yang bagus atau terawat. Apabila ruang tunggu melebihi dari kapasitas yang disediakan maka akan membuat penumpang tidak mendapatkan tempat duduk dan hal tersebut akan mempengaruhi ketidaknyamanan penumpang.
    Papan petunjuk di ruang tunggu sangat membantu penumpang karena akan memudahkan penumpang untuk mencari bus yang akan mereka tumpangi dimana masing-masing papan petunjuk itu menjelaskan jadwal keberangkatan, baik itu tujuan maupun jam keberangkatan. Papan petunjuk yang ada di ruang tunggu masing-masing terdiri dari 3 tujuan keberangkatan.
    Televisi yang disediakan pihak terminal terbilang kecil karena hanya calon penumpang yang duduk di kursi plastik saya yang masih dapat menyaksikan dengan jelas gambar pada televisi sedangkan penumpang yang duduk di kursi kayu tidak dapat melihat gambar di televisi dengan jelas karena posisi kursi yang jauh di belakang dan posisinya yang tidak berhadap-hadapan dengan televisi.
    Kami melihat bahwa desain kursi kayu di ruang tunggu kurang tepat karena pada bagian punggungnya terdapat celah yang memungkinkan terjadinya pencopetan apalagi posisi kursi yang saling membelakangi menyulitkan pengawasan terhadap barang bawaan penumpang. Kami rekomedasikan agar kursi kayu yang digunakan tidak memiliki celah pada bagian punggungnya untuk meminimalkan risiko terjadinya pencopetan.
  • Telepon Umum
    Di areal terminal Ubung terdapat 3 telepon umum untuk panggilan lokal, 2 telepon di belakang loket dan 1 di dekat toilet utara. Telepon ini menggunakan uang koin sebagai alat pembayaran. Dari semua telepon umum, 1 telepon rusak yaitu telepon umum yang berada di belakang loket
  • Fasilitas Kantin atau Tempat Makan
    Di Terminal Ubung, fasilitas kantin secara khusus tidak disediakan tetapi di sekitar terminal khususnya di bagian pinggir terminal sudah terdapat pedagang-pedagang berjejeran baik itu pedagang/warung  makanan, minuman, makanan ringan, souvenir. Pedagang –pedagang ini menyewa tempat di sana tetapi penjaminan kualitas dan hygiene makanan tidak dapat dikontrol karena tidak ada sistem penjaminan kualitas dan hygiene khusus.
  • Toilet
    Terdapat 4 toilet umum di terminal ubung, yang terletak di sebelah timur di Kantor Dishub, di utara, dan 2 di pojok terminal. Salah satu toilet yaitu toilet yang terletak di sebelah utara memiliki fasilitas penitipan barang. Toilet yang diobservasi adalah toilet di sebelah utara dimana toilet ini satu-satunya yang memiliki fasilitas loker atau penitipan barang. Dilihat dari segi ergonomi banyak desain toilet yang kurang sesuai seperti letak bak air yang jauh dari dudukan kloset, ada juga dudukan kloset yang menghadap ke tembok. Selain itu toilet juga terlihat kurang bersih dan berbau pesing.
  • Keamanan
    Dilihat dari aspek keamanan di Terminal Ubung membuat penumpang merasa tidak nyaman karena para sopir angkutan umum maupun bus yang sangat agresif mendatangi penumpang untuk masuk ke dalam angkutan umum mereka dan para kuli yang menyediakan jasa pengangkutan barang juga bersikap seperti itu sehingga membuat penumpang sangat waspada terhadap barang-barang yang mereka bawa agar tidak mengalami kehilangan barang maupun pencopetan.
  • Pos Dishub
    Di Terminal Ubung juga terdapat pos-pos dinas perhubungan di setiap sudutnya yang diharapkan akan membantu penumpang apabila mengalami kendala dalam hal mendapatkan informasi mengenai sistem keberangkatan. Namun kenyataannya, pos-pos dinas perhubungan yang ada disetiap sudut Terminal Ubung tidak berfungsi dengan baik karena tidak ada petugas yang berjaga di setiap pos setiap waktu.
SOP di Terminal Ubung Bali
Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang sangat amat begitu terkenal di negeri kita Indonesia, bahkan juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dsb. Karena sudah menjadi bagian dari budaya dan hidup masyarakat Indonesia maka sudah pasti desainnya harus baik dan ergonomis karena benda ini merupakan alat transportasi utama dan transportasi merupakan hal yang sangat riskan terhadap kecelakaan sehingga transportasi merupakan salah satu bidang yang sangat concern terhadap keselamatan, keselamatan yang dimaksud tidak hanya keselamatan di jalan tapi juga keselamatan kerja karena alat transportasi ini banyak digunakan bagi masyarakat untuk berangkat dan pulang kerja. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dinyatakan bahwa kecelakaan kerja tidak hanya terjadi di tempat kerja, tetapi juga saat pekerja tersebut berangkat atau pulang kerja.

Ergonomi / Riding Possition

Saat mengetes kendaraan roda dua, hal pertama yang dirasakan adalah ergonomi. Concern ergonomi dalam desain sepeda motor adalah bagaimana posisi manusia / rider dalam mengendarai sepeda motor tersebut (riding position). Karena itu ergonomi sepeda motor dibangun oleh 3 titik yang dikenal sebagai segitiga ergonomi yakni handlebar, seat, dan bagaimana tumpuan kaki. Karena di Indonesia, sepeda motor juga digunakan sebagai alat transportasi penglaju / komuter maka ada salah satu merek sepeda motor yang menamainya ergonomi komuter.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirzG_uFoOmsVg8M7h4x8VsiRLRIyFv5vJiXsJnzxknkoAI2t5Q8nELgleLBi1EsZgyUrjmaYc_asY9crUAz8Xy8RgEu3LKbwhFattXG2V-HAsjrT1aBE59x-daQNOTtL9SaGSEOrZbPGQ/s200/motor+nc1101.jpg

Desain sepeda motor juga harus memperhatikan apakah akan digunakan untuk transportasi jarak pendek, menengah / komuter / mid-distance, atau untuk jarak jauh. Salah satu dimensi antropometri yang harus diperhatikan adalah agar lutut untuk rider (ukuran orang Indonesia) tidak mentok dek. Selain itu juga harus memperhatikan lebar jok karena biasanya bagian dalam sepeda motor dipapas cekung untuk memperluas bagasi helm dsb.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgedOga6fcjkZ0boHlJxo2V6flVG_8Yi2Yc-uqYtfZceLi98NFpkUDuEO6se3yqEB3iChB4N5eInhgV2LvGrmcPLyRdVF4stvUU5XvLJWfim-RuKwvmsD5CpZSJ5HtyhJ7H4rmFAJvUpaw/s200/motor+ergonomi.jpg

Salah satu pertanda desain sepeda motor yang tidak ergonomis adalah rider merasa merasa pegal di pinggang setelah menggunakannya. Karena itu para rider hendaknya juga memahami kebutuhannya apakah dalam kesehariannya akan digunakan untuk jarak pendek saja, menengah, atau jarak jauh, jika jarak jauh tentu pilihannya bukan jatuh pada sepeda motor skutik, dijamin pegel pinggangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar